IslamDaily.id - Perayaan hari valentine masih menjadi perdebatan di kalangan ulama Muslim, sebagaian ulama berpendapat hal tersebut dilarang dengan alasan karena mengikuti aktivitas orang Nasrani, namun sebagian ulama lainnya memperbolehkan hanya saja ada ketentuan-ketentuan tertentu semisal jika praktik tersebut tidak keluar dari koridor Islam dengan dalih perayaan ini dianggap sama dengan perayaan hari-hari sosial lainnya. Oleh karena itu berangkat dari perdebatan tersebut menimbulkan pertanyaan bagaimana sebenarnya hubungan ajaran Islam dengan konsep mengekspresikan kasih sayang, karena bukan berarti jika aktivitas valentine dilarang maka Islam seolah menolak menebar kasih sayang.

Perintah untuk Menebar Cinta dan Kasih Sayang

Perlu digarisbawahi bahwa perayaan hari valentine memang bukanlah budaya Islam, namun bukan berarti budaya kasih sayang tidak menjadi bagian dari ajaran Islam. mengingat salah satu prinsip etika Islam adalah menebar kasih. Sebagaimana sikap ini pada dasarnya merupakan cerminan dari pengamalan perintah-perintah rasulullah yang berhubungan dengan kehidupan sosial bermasyarakat sebagaimana terdapat dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

“Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hambanya yang penyayang”

Menurut jurnal “Internalisasi Hadis Kasih Sayang dalam Mewujudkan Social Interest di Era Disrupsi”, hadis tersebut mengisahkan tentang bukti kasih sayang yang dirasakan oleh rasulullah ketika salah satu cucunya meninggal hingga membuatnya meneteskan air mata. Lalu Sa’ad bin Ubaidah bertanya kepada rasulullah perihal Ia menangis, kemudian rasulullah menjawab bahwa tangisa tersebut adalah bentuk kasih sayangnya kepada cucunya. Berangkat dari redaksi hadis tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap muslim harus mengekspresikan bentuk kasih sayangnya kepada orang lain dengan berbagai cara, karena dengan ungkapan ekspresif itulah seseorang dapat mengetahui bahwa ia memiliki sikap kasih sayang kepada orang lain. Ibnu al-Jauzy dalam Kitab Raudhah al Muhibbin mengatakan bahwa seseorang yang memiliki sifat kasih sayang memiliki ciri-ciri yaitu ketika ia dengan mudah dapat memaafkan orang lain, mudah memberi, menjenguk saudaranya yang sakit, dan menghibur orang yang sedang mengalami kesusahan. Beliau juga menambahkan, bahwa orang-orang yang memiliki sifat penyayang maka orang tersebut dapat meningkatkan kualitas hatinya. Oleh karena itu, perintah untuk menebarkan kasih sayang dalam Islam harus senantiasa dilakukan setiap harinya.

Rahman dan Rahim Merupakan Bagian dari Asmaul Husna

Kasih sayang menurut KBBI secara bahasa merupakan susunan dari dua kata yang memiliki makna yang hampir sama, namun kata kasih lebih disematkan pada perasaan yang ada dalam diri seseorang, sementara sayang merupakan pengejewantahan dari perasaan kasih tersebut kepada yang lain. Dalam bahasa Arab, istilah tersebut dikenal dengan rahama, dan Ia menjadi salah satu dari sifat Allah yaitu Rahman dan Rahim yang artinya Maha Pengasih dan Penyayang. Oleh karena itu, ketika seorang hamba bisa mengaktualisasikan kasih dan sayangnya kepada sesama, maka pada hakikatnya Ia sudah mengaktualisasikan nama Tuhannya. Maka tidak mengherankan jika rasul mengatakan bahwa “tidak sempurna keimanan seseorang, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”.

Dari kedua argument tersebut cukup menjadi bukti bahwa kendati Islam tidak membudayakan hari kasih sayang namun ajaran Islam selalu dihiasi dengan prinsip-prinsip kasih sayang bahkan sikap tersebut menjadi standar kesempurnaan iman seorang muslim. Wallahu a’lam.